Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan atas

Indeks Berita

Debat Pilbup Wajo 2024: Paslon Arrahman Dikritik karena Jawaban ‘Maradeka’, Yang Di Tidak Relevan dengan Pertanyaan Pammase" Andries, Pentingnya Mendalami Visi-Misi Sendiri.

| Selasa, November 12, 2024 WITA |
Debat Pilbup Wajo 2024: Paslon Arrahman Dikritik karena Jawaban ‘Maradeka’, Yang Di Tidak Relevan dengan Pertanyaan Pammase" Andries, Pentingnya Mendalami Visi-Misi Sendiri.





WAJO,DUPLIKNEWS - Sulawesi Selatan – Debat publik Pemilihan Bupati Wajo 2024 yang digelar oleh KPU Wajo menyuguhkan dinamika perdebatan menarik saat memasuki sesi tanya jawab. Pada sesi tersebut, pasangan calon (paslon) Drs. H. Amran Mahmud dan H. Amran SE (Pammase) mengajukan pertanyaan strategis terkait makna kata "Maradeka" dalam visi paslon Arrahman, khususnya dalam hal kewenangan penuh di tingkat daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Pammase mempertanyakan konsep "kewenangan penuh" yang disampaikan paslon Arrahman, dengan menekankan bahwa NKRI, berdasarkan Pasal 18 huruf A, membatasi kewenangan daerah yang tetap terikat oleh regulasi pemerintah pusat. “Bagaimana mungkin daerah bisa memiliki kewenangan penuh, mengingat aturan dan prinsip NKRI yang tidak memperbolehkan daerah bertindak secara mandiri seperti dalam sistem negara federasi?” tanya Drs. H. Amran Mahmud.


Namun, respons yang diberikan oleh paslon Arrahman, melalui wakilnya Dr. Baso Rahmanuddin, tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. dr. Baso menjelaskan bahwa “Maradeka” adalah singkatan dari “Wajo Maju, Religius, Terdepan, dan Bermartabat,” yang justru tidak menjawab inti pertanyaan tentang kewenangan daerah dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Jawaban tersebut dianggap kurang relevan dan terkesan menghindari substansi yang diajukan oleh Pammase.


Sejumlah pengamat politik lokal yang menyaksikan jalannya debat turut mengkritik respons dari paslon Arrahman. “Penjelasan singkatan ‘Maradeka’ tidak relevan dengan konteks pertanyaan yang diajukan oleh Pammase. Mereka menanyakan tentang pemahaman dan rencana kebijakan dalam kerangka NKRI, tetapi jawaban yang diberikan cenderung mengalihkan dan tidak menjawab substansi pertanyaan,” ungkap Andries salah seorang pengamat Politik.


Dominasi Pammase dalam debat ini terlihat jelas, terutama dengan sikap mereka yang fokus dan tegas dalam menggali pemahaman kebijakan paslon lawan. Jawaban yang kurang tepat dari paslon Arrahman justru menjadi sorotan publik dan memperlihatkan perbedaan kesiapan masing-masing kandidat dalam memahami isu-isu yang berkaitan dengan pemerintahan daerah.


Debat publik ini memberikan gambaran kepada masyarakat Wajo tentang perbedaan kapasitas dan kedalaman visi dari setiap kandidat, yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan pada hari pemilihan.

×
Berita Terbaru Update